Survei Puspoll Indonesa: 35,6 persen Masyarakat tidak Bersedia Divaksin

Temuan Lembaga Survei Pusat Polling (Puspoll) Indonesia mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak bersedia divaksin, yakni sebesar 35,5 persen. Temuan itu diungkapkan Direktur Eksekutif Puspoll  Indonesia Muslimin Tanja dalam rilis hasil survey bertajuk “Pandemi, Mudik dan Distribusi Ekonomi”, Jumat (7/5/21).

“masih banyak masyarakat yang tidak bersedia  divaksin, sebanyak 35,5 persen. Sedangkan yang bersedia divaksin sebanyak 59,2 persen.” ujar Muslimin Tanja.

Adapun alasan masyarakat tidak bersedia divaksin, menurut Muslimin, beragam.  Yang paling banyak masyarakat takut akan afek samping yang diakibatkan oleh vaksin. Selain itu masyarakat beralasan ragu terhadap efektifitas vaksin dan juga aragu akan kehalalan vaksin.

“presentasinya, sebanyak 56,8 persen masyarakat takut akan efek samping dari vaksin. Sebanyak 30,5v persen ragu akan efektifitas vaksin. Sedangkan  sebanyak 8,8 persen ragu akan kehalalan vaksin” ujarnya.

Survei ini menggunakan sampel sebanyak 1600 responden. Sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsional antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Dalam survei ini, margin of error +/- 2,5% pada tingkat kepercayaan 95%.

Proses pengumpulan data dilaksanakan mulai 21-30 April 2021 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview). Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara, yang dipilih secara random sebesar 20% dari total sampel. Dalam quality control tidak ditemukan adanya kesalahan berarti. [Amn]