PETA ELEKTORAL JELANG PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI LOMBOK BARAT 2024

PETA ELEKTORAL JELANG PEMILIHAN

BUPATI DAN WAKIL BUPATI LOMBOK BARAT 2024

JAKARTA, 23 November 2024

Rilis ini menyajikan hasil survei Kabupaten Lombok Barat tentang preferensi politik masyarakat menjelang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lombok Barat. Survei ini dilakukan oleh Pusat Polling Indonesia (PUSPOLL). Puspoll Indonesia adalah Lembaga survei tergabung dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI).

Survei Pussat Polling Indonesia (PUSPOLL) di Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan pada 12 – 16 November 2024. Hasil survei dapat memberi gambaran tentang peta electoral Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Bulan November ini. Survei dilakukan dengan wawancara tatap  muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview). Jumlah sampel sebanyak 600 responden yang tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Barat. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of  error  ± (4%)  pada tingkat kepercayaan 95%. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.

Dalam survei ini, Puspoll Indonesia menemukan beberapa temuan menarik yaitu:

  1. Tingkat pengetahuan masyrakat terhadap PILKADA Serentak 27 November di Kabupaten Lombok Barat sudah cukup tinggi, 81,5% responden mengaku sudah mengetahui tentang pelaksanaan PILKADA serentak. Sedangkan itu 92,5% responden mengaku akan ikut mencoblos atau memilih pada PILKADA serentak 27 November 2024 di Kabupaten Lombok Barat.
  2. Pada Tingkat popularitas dan akseptabilitas calon Bupati Lombok Barat Sumiatun menempati posisi pertama dengan popularitas mencapai 68% dan akseptabilitas 63,8%. Kemudian Naufar Furqony Farinduan dengan popularitas 65% dan akseptabilitas 60,7%. Lalu nomer tiga ada Nurhidayah dengan popularitas 60,3% dan akseptabilitas 56%. Kemudian ada Lalu Ahmad Zaini dengan Popularitas 58,2% dan akseptabilitas 54%.
  3. Untuk Elektabilitas pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat 2024. Pasangan Sumiatun Ibnu salim menempati urutan pertama dengan 31,8%. Diurutan kedua Pasangan Naufar Furqony Farindua – Khairatun dengan 26,8%. Lalu nomer tiga ada pasangan Nurhidayah – Imam Kafali dengan 17,2 %. Kemudian urutan keempat pasangan Lalu Ahmad Zaini – Nurul Adha dengan 11,8%. Sedangkan 12,3% responden menjawab tidak tahu tidak jawab
  4. Pasangan Sumiatun – Ibnu Salim memiliki pemilih loyal (Strong Voters) tertinggi dibandingkan Pasangan dengan 71,5%, kemudian pasangan Naufar Furqony Farinduan– Khairatun dengan 50,5%. Pasangan Nurhidayah – Imam Kafali 47,2%, dan pasangan Lalu Ahmad Zaini – Nurul Adha 42,6%.
  5. Dalam hal kemantapan pilihan 54,8% responden mengaku sudah mantap akan pilihannya. Sedangkan 26,3% mengaku masih mungkin berubah.

 

 

TERIMA KASIH

Peneliti Utama Puspoll Indonesia

 Luqmanul Hakim

  

Narahubung

Didik Hartawan (Koordinator Wilayah NTB)

+62 819-9969-7788

PETA ELEKTORAL JELANG PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI LOMBOK TIMUR 2024

PETA ELEKTORAL JELANG PEMILIHAN

BUPATI DAN WAKIL BUPATI LOMBOK TIMUR 2024

JAKARTA, 22 November 2024

Rilis ini menyajikan hasil survei Kabupaten Lombok Timur tentang preferensi politik masyarakat menjelang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lombok Timur. Survei ini dilakukan oleh Pusat Polling Indonesia (PUSPOLL). Puspoll Indonesia adalah Lembaga survei yang tergabung dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI).

Survei Pussat Polling Indonesia (PUSPOLL) di Kabupaten Lombok Timur dilaksanakan pada 04 – 09 November 2024. Hasil survei dapat memberi gambaran tentang peta electoral Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur di Bulan November ini. Survei dilakukan dengan wawancara tatap  muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview). Jumlah sampel sebanyak 500 responden yang tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Timur. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of  error  ± (4,3%)  pada tingkat kepercayaan 95%. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.

Dalam survei ini, Puspoll Indonesia menemukan beberapa temuan menarik yaitu:

  1. Tingkat pengetahuan masyrakat terhadap PILKADA Serentak 27 November di Kabupaten Lombok Timur sudah cukup tinggi, 81% responden mengaku sudah mengetahui tentang pelaksanaan PILKADA serentak. Sedangkan itu 92,6% responden mengaku akan ikut mencoblos atau memilih pada PILKADA serentak 27 November 2024 di Kabupaten Lombok Timur
  2. Pada Tingkat popularitas dan akseptabilitas calon Bupati Lombok Timur Haerul Warisin menempati posisi pertama dengan popularitas mencapai 66,6% dan akseptabilitas 63,8%. Kemudian M Syamsu Lutfi dengan popularitas 65,4% dan akseptabilitas 60,2%. Lalu nomer tiga ada H Rumaksi dengan popularitas 64% dan akseptabilitas 61%. Kemudian ada Achmad Sukismas Azmi dengan Popularitas 57,4% dan akseptabilitas 52,6%. Lalu Suryadi Jaya Purnama 40,8% dan Akseptabilitas 40,6. Kemudian yag terakhir adalah Tanwirul Anhar dengan popularitas 34,8% dan Akseptabilitas 34,2%.
  3. Untuk Elektabilitas pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur 2024. Pasangan Haerul Warisin – M Edwin Hadiwijaya menempati urutan pertama dengan 31,2%. Diurutan kedua Pasangan M syamsul Lutfi – Abdul Wahid dengan 20%. Lalu nomer tiga ada pasangan H Rumaksi – Achmad Sukisman Azmi dengan 15,5 %. Kemudian urutan keempat pasangan Suryadi Jaya Permana – Lalu Gede Muhammad Khairul Fathin dengan 6,4%. Kemudian pasangan Tanwirul Anhar – Daeng Palori 5,6%. Sedangkan responden menjawab tidak tahu tidak jawab 21,6%.
  4. Pasangan Haerul Warisin – M Edwin Hadiwijaya memiliki pemilih loyal (strong voters) tertinggi diantara pasangan lain dengan 71,6% mantap memilih pasangan tersebut. Diurutan kedua Pasangan H Rumaksi – Achmad Sukisman Azmi dengan 64,5 %. Kemudian pasangan Tanwirul Anhar – Daeng Palori 60,7%. Kemudian urutan keempat pasangan Suryadi Jaya Permana – Lalu Gede Muhammad Khairul Fathin dengan 56,3%. Kemudian M syamsul Lutfi – Abdul Wahid dengan 54%
  5. Dalam hal kemantapan pilihan 59,8% responden mengaku sudah mantap akan pilihannya. Sedangkan 27,6% mengaku masih mungkin berubah.

TERIMA KASIH

Peneliti Utama Puspoll Indonesia

  Luqmanul Hakim

 

 

Narahubung

Didik Hartawan (Koordinator Wilayah NTB)

+62 819-9969-7788

Survei Puspoll Indonesia: 20,3 Persen Masyarakat Nekat Mudik Lebaran

JAKARTA – Lembaga Pusat Polling (Puspoll) Indonesia melaporkan sebesar sebagian masyarakat menolak kebijakan pelarangan mudik Lebaran dan beberapa mengaku nekat untuk pulang ke kampung halaman meski dilarang pemerintah.

Dalam survei terkait dengan pandemi Covid-19 dan pelarangan mudik, Puspoll Indonesia mencatat 49,9 persen dari total 1.600 responden tidak setuju dengan kebijakan larangan mudik. Bahkan, sebesar 20,3 persen dari yang tidak setuju, menjawab nekat untuk tetap mudik meski kebijakan pelarangan sudah berlaku.

Baca Juga : Minta Masyarakat Bersabar Soal Larangan Mudik, Doni Monardo: Jangan Anggap Enteng Covid-19!
“Jadi hampir setengah masyarakat itu tidak setuju dengan kebijakan pelarangan mudik lebaran. Kemudian dari yang tidak setuju ada 20,3 persen yang mengatakan, Walaupun dilarang, kami akan tetap mudik.’Ini yang harus diwaspadai oleh pemerintah,” jelas Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja dalam rilis survei, Jumat (7/5/2021).

Sementara, Muslimin menyebut sebanyak 40 persen responden menerima atau patuh terhadap kebijakan pemerintah dalam melarang mudik. Sedangkan 28,1 persen menjawab tidak akan mudik karena memang tidak memiliki kampung halaman.

Muslimin menekankan pemerintah perlu mengantisipasi 20,3 persen masyarakat yang mengatakan akan nekat untuk mudik Lebaran. Dari peta sebaran survei, angka jawaban tidak setuju terhadap larangan mudik berada di Kalimantan, Maluku, Papua,dan Jawa Timur.

Sementara itu, peta sebaran menunjukkan daerah yang paling banyak menjawab paling setuju terhadap kebijakan pemerintah tersebut seperti Bali, NTT, NTB, dan Jawa Barat.

Di sisi usia, Muslimin mengatakan semakin muda usia responden, maka semakin tinggi penolakannya terhadap larangan mudik selama pandemi Covid-19 tahun ini.

“Kalau kita lihat yang tidak setuju itu rata-rata umur 17-30 tahun. Artinya ini angka usia muda di mana penolakan atau ketidaksetujuan lebih tinggi dibandingkan dengan usia tua katakanlah 41 ke atas. Itu rata-rata mereka jauh lebih setuju [larangan mudik Lebaran],” ujar Muslimin.

Adapun, survei tersebut dilakukan terhadap 1.600 responden dengan margin error 2,45 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Secara metodologi, Puspoll mengambil sampel di seluruh provinsi secara proporsional. Dengan kata lain, semakin banyak penduduk dalam satu provinsi, maka respondennya semakin banyak. Sumber Bisnis.Com

Survei Puspoll Indonesa: 35,6 persen Masyarakat tidak Bersedia Divaksin

Temuan Lembaga Survei Pusat Polling (Puspoll) Indonesia mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak bersedia divaksin, yakni sebesar 35,5 persen. Temuan itu diungkapkan Direktur Eksekutif Puspoll  Indonesia Muslimin Tanja dalam rilis hasil survey bertajuk “Pandemi, Mudik dan Distribusi Ekonomi”, Jumat (7/5/21).

“masih banyak masyarakat yang tidak bersedia  divaksin, sebanyak 35,5 persen. Sedangkan yang bersedia divaksin sebanyak 59,2 persen.” ujar Muslimin Tanja.

Adapun alasan masyarakat tidak bersedia divaksin, menurut Muslimin, beragam.  Yang paling banyak masyarakat takut akan afek samping yang diakibatkan oleh vaksin. Selain itu masyarakat beralasan ragu terhadap efektifitas vaksin dan juga aragu akan kehalalan vaksin.

“presentasinya, sebanyak 56,8 persen masyarakat takut akan efek samping dari vaksin. Sebanyak 30,5v persen ragu akan efektifitas vaksin. Sedangkan  sebanyak 8,8 persen ragu akan kehalalan vaksin” ujarnya.

Survei ini menggunakan sampel sebanyak 1600 responden. Sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsional antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Dalam survei ini, margin of error +/- 2,5% pada tingkat kepercayaan 95%.

Proses pengumpulan data dilaksanakan mulai 21-30 April 2021 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview). Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara, yang dipilih secara random sebesar 20% dari total sampel. Dalam quality control tidak ditemukan adanya kesalahan berarti. [Amn]