Ini Capres 2024 Paling Moncer Versi Survei Puspoll Indonesia

Lembaga Puspoll Indonesia baru saja merilis hasil survei terkait elektabilitas calon presiden (capres) 2024. Dalam survei disebutkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masuk dalam urutan teratas, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dikutip dari website resmi Puspoll Indonesia, survei dilakukan pada 20-29 April 2021 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Total sampel 1.600 responden, margin of error 2,45 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat, dengan memperhatikan urban/rural dan proporsional antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi.

Berikut hasil survei Puspoll Indonesia yang telah dirangkum detikcom, Selasa (25/5).

Survei Elektabilitas Capres 2024

Menurut survei Puspoll Indonesia, ada 22 nama tokoh yang masuk. Prabowo Subianto berada di tingkat teratas dengan suara 20,9 persen. Kemudian disusul Gubernur DKI Anies Baswedan 15,4 persen dan Ganjar Pranowo 13,8 persen.

Selanjutnya ada Sandiaga Uno 7,1 persen, Ridwan Kamil 4,9 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 4,9 persen, Tri Rismaharini 2,6 persen, dan Muhaimin Iskandar 2,6 persen.

Disusul Gatot Nurmantyo 2,1 persen, Mahfud Md 1,8 persen, Khofifah Indar Parawansa 1,3 persen, Megawati Soekarnoputri 1,2 persen, Erick Thohir 1,2 persen, Susi Pudjiastuti 1,2 persen, Airlangga Hartarto 1,0 persen, Surya Paloh 0,9 persen, Suharso Monoarfa 0,8 persen, Puan Maharani 0,5 persen, Sri Mulyani Indrawati 0,4 persen, Moeldoko 0,3 persen, Tito Karnavian 0,2 persen, Anis Matta 0,1 persen, dan tidak tahu 14,9 persen.

Posisi Ganjar Pranowo dalam survei Puspoll Indonesia mengalahkan Puan Maharani hingga memicu memanasnya lingkup internal PDIP. Terlebih Puan tidak mengundang Ganjar saat memberikan arahan untuk Pemilu 2024 di kantor DPD PDIP Jawa Tengah Sabtu (22/5).

Hampir seluruh kader di wilayah Jawa Tengah, baik eksekutif, legislatif, maupun struktur partai, diundang dalam acara tersebut. Namun hanya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang tak diundang.

Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto angkat suara soal tidak diundangnya sang Gubernur.

“Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (sudah kelewatan). Yen kowe pinter, aja keminter (kalau kamu pintar, jangan bersikap sok pintar),” tegas Bambang usai acara, Sabtu (23/5/2021) malam.

Bambang juga menjelaskan elektabilitas bukan penentu bakal terpilih menjadi capres atau tidak. Ia menegaskan kader partai wajib tegak lurus pada perintah Ketua Umum.

Selain survei Puspoll Indonesia, survei yang digelar sejumlah lembaga juga beberapa kali memunculkan sosok Ganjar dan Puan. Dalam sejumlah survei capres 2024, nama Ganjar unggul atas Puan Maharani. (Detik.com)

Survei Puspoll Indonesia: 49,9% Warga Tak Setuju Kebijakan Pelarangan Mudik Idul Fitri

Puspoll Indonesia Research and Consulting merilis hasil survei terkait pandangan masyarakat Indonesia terhadap kebijakan larangan untuk mudik Idul Fitri 2021.

Ketika ditanya setuju atau tidak setuju terkait dengan pelarangan mudik pada liburan Idul fitri tahun ini, mayoritas responden menjawab tidak setuju.

Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja mengatakan 49,9 persen responden mengaku tak setuju, sementara responden yang setuju sebanyak 42,1 persen, serta sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 8,0 persen.

“Jadi setengah responden (49,9%) ternyata tidak setuju dengan kebijakan pelarangan mudik lebaran,” ujar Muslimin, dalam rilis survei bertajuk ‘Pandemi, Mudik, dan Distribusi Ekonomi’, Jumat (7/5/2021).

Jika dilihat berdasarkan wilayah asal responden yang tidak setuju larangan mudik, Muslimin menjelaskan posisi tiga besar didominasi responden yang berasal dari Kalimantan, Jawa Timur, dan Sulawesi.

Sementara dilihat dari sisi usia, Muslimin menemukan fakta bahwa semakin muda usia responden maka akan semakin tidak setuju dengan kebijakan larangan mudik.

Selain itu, survei menunjukkan 20,3 persen responden menegaskan tetap akan mudik meski ada larangan dari pemerintah.

“Sebanyak 20,3% responden menjawab tetap akan mudik walaupun ada larangan dari pemerintah. Yang tidak mudik sebanyak 40,0% responden dan yang tidak mudik karena tidak memiliki kampung halaman sebagai tujuan tercatat sebanyak 28,1%,” jelasnya.

Adapun survei ini dilakukan dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsional antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi.

Jumlah sampel sendiri sebanyak 1.600 responden, margin of error +/- 2,45% pada tingkat kepercayaan 95%. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.

Kemudian proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 21 – 30 April 2021 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview). Sumber Tribunnews

Survei Puspoll: 49% Masyarakat Tak Setuju Kebijakan Larangan Mudik Lebaran

Pusat Polling (Puspoll) Indonesia merilis hasil survei tentang “Pandemi, Mudik, dan Distribusi Ekonomi”, Jumat, (7/5/2021). Salah satu hasil survei tersebut menunjukkan hampir 50 persen masyarakat tidak setuju kebijakan larangan mudik lebaran yang ditetapkan pemerintah.

“Setengah responden 49,9 persen yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah yang melarang mudik lebaran. Yang setuju larangan mudik 42,1 persen. Yang menjawab tidak tahun 8,0 persen,” papar Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia Muslimin Tanja.

Muslimin mengatakan, sebagian masyarakat tetap akan mudik lebaran kendati sudah dilarang oleh pemerintah. Presentasenya, lanjut Muslimin, sebanyak 20,3 persen tetap akan mudik walaupun ada larangan.

“Sementara yang tidak mudik 40,0 persen, 28 persen tidak mudik karena tak punya kampung halaman sebagai tujuan mudik, dan 11,7 responden menjawab tidak tahu,” katanya

Ternyata dari segi usia yang cenderung paling tidak setuju kebijakan pelarangan mudik lebaran, menurut Muslimin, adalah masyarakat yang berusia 17 sampai 40 tahaun.

“Presentasinya 49,9 tidak setuju dan 42,1 persen setuju pelarangan mudik. Sementara yang menjawab tidak tahu 8,0 persen,” katanya.

Survei ini menggunakan sampel sebanyak 1600 responden. Sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsional antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Dalam survei ini, margin of error +/- 2,5% pada tingkat kepercayaan 95%.

Proses pengumpulan data dilaksanakan mulai 21-30 April 2021 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview). Quality control dilakukan terhadap hasil wawancara, yang dipilih secara random sebesar 20% dari total sampel. Dalam quality control tidak ditemukan adanya kesalahan berarti. Sumber  Kronologi